Suatu saat saya membaca sebuah majalah pernikahan.Salah satu rubiknya membahas curhat seorang suami.Ceritanya seperti ini:

                Sepasang suami istri baru saja melaksanakan ijab qabul pernikahan dan menggelar walimah.Namun disaat-saat yang seharusnya paling membahagiakan itu,terjadi masalah yang cukup memperkeruh keadaan.Pasalnya saat bersanding di pelaminan,sang pengantin putri keceplosan menceritakan mantan-mantannya satu per satu.Sontak sang suami merasa kecewa dengan penuturan istrinya tersebut.Bisa kali sang istri cuma curhat tentang sederet kegagalan hubungannya di masa lalu,atau bisa jadi si istri ingin terlihat popular dengan menceritakan beberapa pria yang sempat menjalin hubungan dengannya.baru hari pertama menikah,suami sudah jengah dengan sikap istrinya.Hal ini cukup menghilangkan simpati sang suami.Hingga akhirnya malam pertama mereka pun berlangsung hambar karena sang suami merasa tidak tertarik pada istrinya.Sangat disayangkan.
                Ya,sangat disayangkan…
                Betapa sesungguhnya sangat penting menjaga perasaan pasangan kita.terkadang kita tidak menyadari bahwa kat-kata dan sikap yang kita telah melukai hati pasangan.Dan keadaan akan semakin runyam manakala kita tidak meminta maaf,serta pasangan juga enggan untuk mengkomunikasikan.
                Mengapa beberapa dari kita sampai melakukan kesalahan berulang-ulang yang parahnya,kita tidak pernah menyadarinya?
Jawabannya hanya satu,karena kita kurang memahami pasangan.Dan memang memahami belahan jiwa itu bukan pekerjaan sebulan dua bulan,melainkan pekerjaan seumur hidup.

Memahami pasangan lebih dalam
                Setiap manusia lahir dengan keunikannya masing-masing.Dan setiap manusia juga memiliki kerumitan yang khas.Begitupun dengan kita dan pasangan.Bisa jadi kita memiliki pasangan yang karakternya bertolak belakang dengan kita.Saya sendiri yakin tidak akan ada di dunia ini sepasang suami istri yang begitu ‘mirip’ dalam segala hal.Pasti ada keunikan yang akan memberikan warna,perbedaan yang memang ada untuk saling melengkapi.
                Jika kita ingin menjaga perasaan pasangan,tentu kita akan berusaha dahulu.Mencari tahu apa saja yang disukai dan tidak disukainya.Tentunya butuh kesabaran yang luar biasa untuk bisa melakukannya.Lakukanlah demi cinta dan menghapar ridha-Nya.
                Apa yang disampaikan Izzatul Jannah dalam buku Psiko Harmoni Rumah Tangga ini sangat menarik.Mari kita simak:
                Saya seorang ekstrovert yang sangat romantis,mencintai seni,tak pernah setengah-setengah menjalani hidup,sedikit egosentris,self assertiveness, dan self interest tinggi.Dipertemukan dengan seorang laki-laki yang introvert,matematis,sangat kaku,pemalu,low profile,group value tinggi.Kata seorang psikolog,suami saya memiliki potensi mematikan kreativitas saya (tetapi setelah 12 tahun hidup denagnnya,hipotesisnya tidak terbukti).Satu hal saja yang menyatukan kami : aktivitas.
                Ya, kami sama-sama organisator dan inisiator di lembaga dakwah kampus.Itu saja!Lainnya berbeda secara diametral. Saya sulit menyesuaikan diri dengan suami saya saat itu,tentu saja.tetapi lihatlah,kami bertahan bukan?
                Saya tidak pernah putus asa meski surat-surat cinta saya padanya,hanya sesekali mendapat balasan. Puisi dan kata-kata cinta saya,tak pernah lapuk dan tua untuknya. Meski ia hanya menanggapi dengan senyum dan tatap malu-malunya,saya tak kenal lelah. Dan tahukah Anda,ia pun tak kalah tangguh,berusaha menyesuaikan diri dengan ritme hidup saya yang cepat,naik turun,penuh konflik internal,dan kadang acak-acakan.
                Dua tahun sekali saya pindah kerja,berpindah minat,berubah mood,kadang mencintai kadang membenci,kadang lembut setengah mati,kadang tajam dan menyebalkan.Mungkin mengasyikkan bagi orang yang setipe dengan saya,tetapi pasti melelahkan bagi orang yang berbeda.Tetapi ia bertahan,hingga sekarang.Ya, Anda benar! Ia mencintai saya,setengah mati.

                Begitulah,mereka begitu berbeda dalam segala hal. Tetapi mereka berjuang untuk saling memahami.Mereka tidak menyerah untuk saling mengenal satu sama lain. Mereka begitu berusaha untuk menyesuaikan diri dengan pasangannya. Subhanallah,sebuah pernikahan barakah yang diniatkan untuk meraih ridha Allah. Dan mereka pun bahagia,subhanallah..

              
            Ungkapkan perasaanmu
                Seringkali kita memendam kekecewaan pada pasanagn tanpa berusaha mengkomunikasikannya. Sedangkan kekecewaan itu bisa saja kita tekan untuk saat ini,namun saat kita kembali merasa dikecewakan maka rasa sakit hati itu bisa semakin membekas dan akan menjadi bom waktu di kemudian hari.
                Meski begitu,bukan berarti kita dibenarkan untuk menyalahkan dan menyudutkan pasangan karena telah mengecewakan kita.  Jadi pilihlah waktu yang tepat untuk menyampaikannya,dan ungkapkan dengan hati-hati.Sampaikanlah kekecewaan kita dan harapan kita agar pasangan mau mengerti dan tidak mengulanginya kembali.
                Namun jika pasangan sedemikian introvertnya hingga tak mau mengungkapkan perasaannya,maka kita harus lebih peka saat pasangan terlihat terluka karena kita.dan berusaha untuk mencari tahu apa yang telah melukai hatinya serta jangan segan meminta maaf.
                Berikut ini ada beberapa tips dari Izzatul Jannah untuk mengkomunikasikan perasaan pada pasangan :
1.      Lihatlah tanda non verbal dari pasangan,bisa berupa : diam tanpa alasan,penolakan secara fisik,perasaan mudah tersinggung yang meningkat,atau pola makan atau minum yang berubah. Tanyakan kepada pasangan dengan hati-hati.
2.      Duduklah berdua dengannya di tempat yang pribadi,saling berhadapan dan jika memungkinkan saling memegang tangan atau menyentuh untuk memfasilitasi ekspresi perasaan yang lebih terbuka.
3.      Dengarlah dengan penuh perhatian jika ia mulai berbicara dan jangan menyelanya. Jangan berkata “kamu tidak  boleh berperasaan seperti itu”
4.      Jangan bereaksi berlebihan atau bersimpati dengan jalan menguasai perasaannya.Bergabung dengan perasaannya dengan cara merasa sama terluka atau sama marahnya justru akan memngecilkan hatinya.Berbagilah dengan lebih positif,sebab melakukan yang lebih dari itu akan membantu.
Wallahualam bisshawab.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2010 Siungmas blog
Lunax Free Premium Blogger™ template by Introblogger