Tiba-tiba
tak ada angina tak ada hujan,Aisyah mengganti tema pembicaraan.Sang istri
kecintaan Nabi bertanya,”duhai Rasul” dengan nada menggoda,”andaikata engakau
menjadi penggembala,kemudian di depan sana ada dua lembah,lembah yang pertama
ada banyak pohon tetapi sudah menjadi bekas dimakan hewan-hewan gembalaan milik
orang lain,sedangkan lembah yang kedua masih utuh belum ada satupun penggembala
yang dating kesana,engkau memilih yang mana?”
Nabi
tersenyum.”Jelasa aku akan memilih yang kedua,Aisy”ucap beliau,tak kalah
menggoda.Nabi mengerti arah pembicaraan sang Humaira.Kedua lembah itu adalah
sebuah metafora.Lembah pertama adalah para istri nabi yang statusnya adalah
janda.Sedangkan lembah yang kedua adalah Aisyah yang beliau nikahi dalam
keadaan masih gadis.
Namun
pilihan nabi bukan berarti menafikan para istri beliau yang lainnya.Beliau
tetap selalu adil kepada semua istrinya.Ini hanya masalah kecerdasan
emosional.Melihat maksud dibalik kata,kemudian menerjemahkannya dalam respon yang
tak merusak suasana.Beliau menyenangkan Aisyah.Bahasa dibalik kata.Amatlah
sering dilontarkan oleh kaum hawa.Tabiat kelembutan dan penuh perasaan,kadang
mereka bertutur tidak persis sama dengan apa yang dituturkan.Berusaha menjaga
tutur kata agar tak terlesan vulgar.Daripada laki-laki,mereka lebih sedikit
berkata secara langsung,”belikan aku sesuatu”,”cintai akau”,”haragi aku”atau
“ini malam jumat!”.
Bahasa
dibalik kata.Kalau tak cerdas memahaminya,bisa-bisa Anda dinilai sebagai
pribadi yang egois dan atak mau tahu.Tahu-tahu kita bingung ketika tiba-tiba
istri atau suami tiba-tiba ngambek,enggan diajak bicara.Dan menjadi makin
parah,ketika suami atau istri yang justru merasa disakiti.Selanjutnya dengan
emosi justru memarahi sikap diam pasangannya.
Kalu
da istilah “wanita ingin dimengerti”,berarti apakah ada yang banyak laki-laki
yang kesulitan mengerti wanita.Sebenarnya tidak sulit,hanya butuh kepekaan dan
kesediaan untuk memahami.Pengalaman di lapangan,sebagian besar kita punya
kemampuan merasakan apa ayng diinginkan pasanagan.Hatta keinginan untuk tak
terungkap secara verbal.
Suatu
ketika seorang istri tiba-tiba dating dan menunjukkan barang yang baru saja
dibeli tanpa pemberitahuan pada suami.Dia tunjukkan barang itu pada suami lalu
berkata,”Lihat barang ini urah sekali,aku dapat diskon”.Bisa saja suami melihat
barang tersebut tetap mahal dan mungkin saja tidak terlalu penting. Suami
sering tidak memahami maksud perkataan “ini barang murah” dari istri,sehingga
secara vulgar dia akan berlogika dan menjawab,:hah,segitu dibilang murah,ah,ya
mahal lah”. Duh, istri bakal kecewa dengan perkataan tersebut.
Sedang
bagi suami yang mau mengerti akan berbeda respon.Dia melihat pernyataan “lihat
barang ini murah” sebenarnya wujud kekhawatiran jangan-jangan suami tak suka
dengan pembelian barang tersebut. Bahasa dibalik kata itu mungkin bermaksud
menyatakan “aku tahu kamu tidak setuju”. Nah,suami yang bijaksana setidaknya
bisa menghargai istri yang “bersedia” khawatir.dan bisa memberi tanggapan yang
lebih solusif. Itu sedikit contoh,dan selain itu banyak lagi.Terkadang juga
ketika menginginkan sesuatu,pesan hanya disampaikan melalui perilaku.Yang ini
paling sering dalam urusan hubungan intim.Wanita,sepertinya “anti” untuk
memulai pembicaraan terhadap kebutuhan hubungan intim.Maka kita harus memahami
setiap “gelagat” itu.Sekali dua kali tidak peka mungkin tidak apa-apa. Tapi
bila berkali-kali akan menimbulkan masalah yang tak sepele. Bagi para
istri,biasakanlah untuk berterus terang. Kesalahpahaman suami menagkap pesan
justru akan merugikan diri sendiri.Misalkan,ada satu kalimat perintah yang
mungkin harus mulai dig anti karena tidak nyaman didengarkan. Sebagian istri
ketika meminta suaminya untuk melakukan sesuatu dia akan berkata dengan kalimat
Tanya,”kamu bisa pasang lampu itu?”, “apakah kamu bisa begini?”
Pertanyaan
itu tidak memberdayakan. Di telinga terkesan seperti sebuah kalimat
tantangan,Hampir-hampir menyerempet kesan meremehkan. Memang,maksud istri
menanyakan itu untuk mengkonfirmasi kesediaan. Tapi laki-laki lebih suka diakui
kemampuannya. Maka akan lebih membanggakan bagi mereka kalau kita
berkata,”tolong pasang lampu itu”, “tolong aku dibantu ini”. Sepertinya lebih
heroic.Dalam kalimat tersebut ada pengakuan bahwa saya (perempuan) lemah dan
kamu kuat”. Dan ini disukai oleh lelaki.
Kita
lihat sisi positifnya saja. Kebiasaan istri yang seperti itu sebenarnya menjadi
kesempatan bagi suami untuk mendapatkan apresiasi sebagai suami yang
pengertian. Kalau semua urusan disampaikan secara verbal dan kita
memenuhinya,itu sudah biasa. Yang luar biasa,bila kita bisa menagkap pesan
“tersembunyi” sang istri atau suami,kemudian berusaha mewujudkannya,akan
menjadi jalan semakin rekatnya kasih saying suami-istri. InsyaAllah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar