Tidak dapat diragukan lagi,bahwa sejak anak manusia yang pertama-tama lahir ke dunia,telah ada dilakukan usaha-usaha pendidikan; manusia telah berusaha mendidik anak-anaknya,kendatipun dengan cara yang sangat sederhana. Demikian pula semenjak manusia saling bergaul,telah ada usaha-usaha dari orang – orang yang lebih mampu dalam hal-haltertentu untuk mempengaruhi orang-orang lain, teman bergaul mereka,untuk kepentingan kemajuan orang-orang bersangkutan itu. Dari uraian ini jelaslah kiranya,bahwa masalah pendidikan adalah masalahnya setiap orang dari dulu hingga sekarang,dan diwaktu-waktu yang akan dating.
            Adalah merupakan keharusan bagi setiap pendidik yang bertanggung jawab,bahwa dia dalam melaksanakan tugasnya harus berbuat dalam cara yang sesuai dengan “keadaan” si anak didik. Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami sesame manusia,dengan tujuan untuk dapat memperlakukannya dengan lebih tepat. Karena itu pengetahuan psikologis mengenai anak didik dalam proses pendidikan adalah hal yang perlu dan penting bagi setiap pendidik; sehingga seharusnya adalah kebutuhan setiap pendidik untuk memikili pengetahuan tentang psikologi pendidikan. Dan kalau diingat bahwa setiap orang pada sesuatu saat tentu melakukan perbuatan mendidik, maka pada hakekatnya psikologi pendidikan itu dibutuhkan oleh setiap orang. Kenyataan bahwa pada dewasa ini hanya para pendidik professional saja yang mempelajari psikologi pendidikan tidaklah dapat dipandang sebagai hal yang memang sudah selayaknya.

Ruang lingkup Psikologi

            Kalau sekiranya kita bertanya apakah psikologi pendidikan itu, lebih konkrit lagi, psikologi pendidikan itu membicarakan apa saja, maka akan kita dapatkan jawaban yang bermacam-macam sekali. Demikianlah misalnya kalau kita buka buku-buku yang berjudul Psikologi Pendidikan yang ditulis oleh penulis yang berbeda-beda,maka akan kita dapatkan pengupasan soal-soal yang berlain-lainan pula.
            Samuel Smith yang telah mengadakan study mengenai 18 buah buku-buku tentang psikologi pendidikan yang dipandang baik (standard textbooks) mendapatkan data yang menguatkan pernyataan di atas itu.
            Smith (Pintneret. Al, 1953, p. ix) mengolong-golongkan persoalan yang dikupas oleh ahli-ahli yang diselidikinya itu menjadi 16 macam,yaitu :
  1. The science of educational psychology
  2. Heredity
  3. Physicl structure
  4. Growth
  5. Behavior processes
  6. Nature and scope of learning
  7. Factor that condition learning
  8. Law and theories of learning
  9. Measurement : Basic principles and definitions
  10. Transfer of training subyect matter
  11. Practical aspect of measurement
  12. Element of statistics
  13. Mental hygiene
  14. Character education
  15. Psychology of secondary school subyect
  16. Psychology of elementary school subyect

Keenam belas pokok bahasan tersebut dikupas oleh hamper semua ahli yang diselidiki itu; walaupun proporsi yang diberikan dalam pengupasan itu tidak sama.Untuk memberi gambaran mengenai proporsi itu, yang sekaligus juga memberikan gambaran mengenai mengenai kedudukan masing- msaing pokok bahasan itu, di bawah ini dikemukakan table yang memuat banyaknya bab-bab yang mengupas masing-masing pokok bahasan itu. (Lihat table 1)
Pada table 1 tersebut ditunjukkan bahwa masalah yang sentral dalam psikologi pendidikan itu adalah masalah belajar.Hal yang demikian ini sebenarnya tidak mengherankan, karena sebenarnya belajar ( dan mengajar ) adalah tindak pelaksanaan dalam usaha pendidikan. Di dalam usaha mendidik anak-anak didik belajar dan sipendidik mengajar sesuatu kepada para anak didik itu.

Bagaimanakah seharusnya kita menghadapi soal ini ??

Seperti telah disinggung dimuka,kita harus bertolak dari proses pendidikan, yaitu proses di mana si pendidik dengan sengaja dan penuh tanggung jawab memberikan pengaruhnya kepada anak didik, demi kebahagiaan anak didik. Proses ini terjadi dalam situasi yang menyangkut banyak sekali hal, seprti pergaulan antara pendidik dan anak didik,tujuan yang akan dicapai,materi yang diberikan dalam prose situ, sarana yang dipakai, lingkungan yang menjadi ajang proses itu, dan sebagainya. Psikologi Pendidikan berusaha menjadikan kejian tentang factor-faktor psikologis yang berperan dalam proses pendidikan itu.


TABEL 1
POKOK-POKOK BAHASAN DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BANYAKNYA BAB-BAB YANG MENGUPAS MASING-MASING POKOK BAHASAN

( Berdasarkan data Samuel Smith )
 


No.                  POKOK BAHASAN                                         Banyaknya bab yang mengupasnya


 

1.         The science of  educational psychology                                                         16
2.         Heredity                                                                                                       20
3.         Physicl structure                                                                                           22
4.         Growth                                                                                                        38
5.         Behavior processes                                                                                      28
6.         Nature and scope of learning                                                                        42
7.         Factor that condition learning                                                                        61
8.         Law and theories of learning                                                                         24
9.         Measurement : Basic principles and definitions                                              16
10.       Transfer of training subyect matter                                                                30
11.       Practical aspect of measurement                                                                   35
12.       Element of statistics                                                                                       7
13.       Mental hygiene                                                                                             44
14.       Character education                                                                                     35
15.       Psychology of secondary school subyect                                                       22
16.       Psychology of elementary school subyect
 


            Di dalam proses pendidikan ini persoalan psikologis apa sajakah yang relevan? Pada hakekatnya inti persoalan psikologis terletak pada anak didik,sebab pendidikan adalah perlakuan terhadap anak didik dan secara psikologis perlakuan ini harus selaras mungkin dengan keadaan snak didik. Karena itu problem yang diajukan di atas itu dapat dijawab dengan menunjuk kepada sifat-sifat psikologis yang kita perlukan. Selain itu masih terdapat beberapa masalah khusus yang juga perlu penyorotan secara psikologis, seperti soal pendidikan orang dewasa, kesehatan mental serta bimbingan dan konseling, materi yang dipakai , evaluasi hasil pendidikan, dan sebagainya.  



SKETSA AKHLAK NABI
Judul                             : Semulia Akhlak Nabi
Pengarang                     : Aqwam
Harga buku                   : Rp.37.000
Pemesanan                   : Redaksi Nurul Hayat
                                       031.8783344 (ongkir Rp.3.000 - 4.000)
Tebal                             : 280 halaman
Sampul Depan              : Soft cover
Dimensi                        : 15 x 23 cm
                             

          Dalam seminar,seorang tokoh pernah berkata “Jangan samakan Islam dengan umatnya! Islam itu akan selalu mulia,tetapi tidak sedemikian dengan umatnya.” Hal ini tentunya menjadi satu kenyataan yang paradoks,aneh dan mengejutkan.Betapa tidak,dalam sebuah catatan statistik dikatakan bahwa,para pelaku kriminalitas sebagian besarnya di negri ini adalah orang yang beragama Islam,belum lagi tingkah laku kaum muslimin dewasa ini yang semakin lama semakin terlepas dari sifat cirri khas orang-orang yang mendapatkan risalah Islam.
Pun demikian,pada masa lalu,banyak orang memeluk Islam karena terpesona dengan akhlak seorang muslim. Sebut saja Suraqah,pemuda Quraisy yang begitu bersemangat membunuh Nabi. Ia masuk Islam setelah dimaafkan Nabi -padahal saat itu Nabi berada diatas angina untuk ganti membunuhnya-
Kisah tentang seorang Yahudi –yang dimenangkan oleh pengadilan atas Khalifah Ali bin Abi Thalib dalam kasus sengketa baju besi- pun menghiasi ketinggian akhlak Islam. Bahkan sejarah masuknya Islam di Asia diawali keterkaitan penduduk setempat terhadap kejujuran para pedagang muslim yang dating berniaga.
Namun, sejarah emas akhlak muslim tersebut kini seolah pudar.. Akhlak sebagian besar kaum muslim semakin hari semakin memprihatinkan. Betapa banyak orang bertitel haji,namun tingkah lakunya tak terpuji. Demikian pula dengan gaya hidup pemuda pemudi Islam,yang nyaris tak ada bedanya dengan kebudayaan Barat. Seolah menjadi bagian dari keprihatinan tersebut, buku ini hadir. Di dalamnya, penulis memaparkan sendi-sendi akhlak yang menjadi keistimewaan ajaran Islam disbanding aagama manapun.Anda akan dituntun untuk meniti sendi-sendi tersebut, disertai contoh-contoh aplikatif dari kehidupan genarasi Islam pertama, dan tips-tips untuk mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan menghadirkan bahasa yang akrab dan komunikatif, Penulis berhasil menghadirkan sketsa akhlak,yang sebenarnya menggambarkan betapa besar kasih-sayang tersebut,sampai-sampai iblis pun menintip dengan iri kerena ingin mendapatkannya.  


Tiba-tiba tak ada angina tak ada hujan,Aisyah mengganti tema pembicaraan.Sang istri kecintaan Nabi bertanya,”duhai Rasul” dengan nada menggoda,”andaikata engakau menjadi penggembala,kemudian di depan sana ada dua lembah,lembah yang pertama ada banyak pohon tetapi sudah menjadi bekas dimakan hewan-hewan gembalaan milik orang lain,sedangkan lembah yang kedua masih utuh belum ada satupun penggembala yang dating kesana,engkau memilih yang mana?”

Nabi tersenyum.”Jelasa aku akan memilih yang kedua,Aisy”ucap beliau,tak kalah menggoda.Nabi mengerti arah pembicaraan sang Humaira.Kedua lembah itu adalah sebuah metafora.Lembah pertama adalah para istri nabi yang statusnya adalah janda.Sedangkan lembah yang kedua adalah Aisyah yang beliau nikahi dalam keadaan masih gadis.
Namun pilihan nabi bukan berarti menafikan para istri beliau yang lainnya.Beliau tetap selalu adil kepada semua istrinya.Ini hanya masalah kecerdasan emosional.Melihat maksud dibalik kata,kemudian menerjemahkannya dalam respon yang tak merusak suasana.Beliau menyenangkan Aisyah.Bahasa dibalik kata.Amatlah sering dilontarkan oleh kaum hawa.Tabiat kelembutan dan penuh perasaan,kadang mereka bertutur tidak persis sama dengan apa yang dituturkan.Berusaha menjaga tutur kata agar tak terlesan vulgar.Daripada laki-laki,mereka lebih sedikit berkata secara langsung,”belikan aku sesuatu”,”cintai akau”,”haragi aku”atau “ini malam jumat!”.
Bahasa dibalik kata.Kalau tak cerdas memahaminya,bisa-bisa Anda dinilai sebagai pribadi yang egois dan atak mau tahu.Tahu-tahu kita bingung ketika tiba-tiba istri atau suami tiba-tiba ngambek,enggan diajak bicara.Dan menjadi makin parah,ketika suami atau istri yang justru merasa disakiti.Selanjutnya dengan emosi justru memarahi sikap diam pasangannya.
Kalu da istilah “wanita ingin dimengerti”,berarti apakah ada yang banyak laki-laki yang kesulitan mengerti wanita.Sebenarnya tidak sulit,hanya butuh kepekaan dan kesediaan untuk memahami.Pengalaman di lapangan,sebagian besar kita punya kemampuan merasakan apa ayng diinginkan pasanagan.Hatta keinginan untuk tak terungkap secara verbal.
Suatu ketika seorang istri tiba-tiba dating dan menunjukkan barang yang baru saja dibeli tanpa pemberitahuan pada suami.Dia tunjukkan barang itu pada suami lalu berkata,”Lihat barang ini urah sekali,aku dapat diskon”.Bisa saja suami melihat barang tersebut tetap mahal dan mungkin saja tidak terlalu penting. Suami sering tidak memahami maksud perkataan “ini barang murah” dari istri,sehingga secara vulgar dia akan berlogika dan menjawab,:hah,segitu dibilang murah,ah,ya mahal lah”. Duh, istri bakal kecewa dengan perkataan tersebut.
Sedang bagi suami yang mau mengerti akan berbeda respon.Dia melihat pernyataan “lihat barang ini murah” sebenarnya wujud kekhawatiran jangan-jangan suami tak suka dengan pembelian barang tersebut. Bahasa dibalik kata itu mungkin bermaksud menyatakan “aku tahu kamu tidak setuju”. Nah,suami yang bijaksana setidaknya bisa menghargai istri yang “bersedia” khawatir.dan bisa memberi tanggapan yang lebih solusif. Itu sedikit contoh,dan selain itu banyak lagi.Terkadang juga ketika menginginkan sesuatu,pesan hanya disampaikan melalui perilaku.Yang ini paling sering dalam urusan hubungan intim.Wanita,sepertinya “anti” untuk memulai pembicaraan terhadap kebutuhan hubungan intim.Maka kita harus memahami setiap “gelagat” itu.Sekali dua kali tidak peka mungkin tidak apa-apa. Tapi bila berkali-kali akan menimbulkan masalah yang tak sepele. Bagi para istri,biasakanlah untuk berterus terang. Kesalahpahaman suami menagkap pesan justru akan merugikan diri sendiri.Misalkan,ada satu kalimat perintah yang mungkin harus mulai dig anti karena tidak nyaman didengarkan. Sebagian istri ketika meminta suaminya untuk melakukan sesuatu dia akan berkata dengan kalimat Tanya,”kamu bisa pasang lampu itu?”, “apakah kamu bisa begini?”
Pertanyaan itu tidak memberdayakan. Di telinga terkesan seperti sebuah kalimat tantangan,Hampir-hampir menyerempet kesan meremehkan. Memang,maksud istri menanyakan itu untuk mengkonfirmasi kesediaan. Tapi laki-laki lebih suka diakui kemampuannya. Maka akan lebih membanggakan bagi mereka kalau kita berkata,”tolong pasang lampu itu”, “tolong aku dibantu ini”. Sepertinya lebih heroic.Dalam kalimat tersebut ada pengakuan bahwa saya (perempuan) lemah dan kamu kuat”. Dan ini disukai oleh lelaki.
Kita lihat sisi positifnya saja. Kebiasaan istri yang seperti itu sebenarnya menjadi kesempatan bagi suami untuk mendapatkan apresiasi sebagai suami yang pengertian. Kalau semua urusan disampaikan secara verbal dan kita memenuhinya,itu sudah biasa. Yang luar biasa,bila kita bisa menagkap pesan “tersembunyi” sang istri atau suami,kemudian berusaha mewujudkannya,akan menjadi jalan semakin rekatnya kasih saying suami-istri. InsyaAllah


Suatu hari Umar bin Khathab r.a. menemui Rasulullah SAW di kamar beliau. Umar mendapati beliau tengah berbaring di atas sebuah tikar usang yang pinggirannya telah lapuk. Jejak tikar itu membekas di belikat beliau. Sebuah bantal yang keras membekas di bawah kepala beliau dan jalur kulit samakan membekas di kepala beliau. Di salah satu sudut kamar itu terdapat gandum sekitar satu gantang. Di bawah dinding terdapat qarzh (semacam tumbuhan untuk menyamak kulit).
          Melihat kebersahajaan itu,air mata Umar bin Khathab r.a. meleleh.Ia tidak kuasa menahan tangis karena iba dengan kondisi pimpinan tertinggi umat Islam itu. Rasulullah SAW yang melihat air mata Umar r.a. yang berjatuhan lalu bertanya Apa yang membuatmu menangis,Ibnu Khathab?
          Umar r.a. menjawab dengan kata-kata yang bercampur aduk dengan air mata dan perasaannya terbakar, Wahai Nabi Allah,bagaimana aku tidak menangis,sedangkan tikar ini membekas belikat Anda, sedangkan aku tidak melihat apa-apa di lemari Anda? Kisra dan Kaisar duduk di atas tilam dari emas dan kasur dari beludru bersulam sutera,dan mereka dikelilingi buah-buahan dan sungai-sungai,sementara Anda adalah Nabi dan manusia pilihan Allah!
          Lalu Rasulullah SAW menjawab dengan senyum tersungging di bibir beliau,Wahai Ibnu Khathab, kebaikan mereka dipercepat datangnya,dan kebaikan itu pasti terputus.Sementara kita adalah kaum yang kebaikannya ditunda hingga hari akhir. Tidakkah engkau rela jika akhirat untuk kita dan dunia untuk mereka?
          Umar menjawab.Aku rela. (HR.Hakim,Ibnu Hibban dan Admad). Dalam riwayat lain disebutkan:Umar berkata,Wahai rasulullah,sebaiknya Anda memakai tikar yang lebih lembut dari tikar ini.
          Lalu, Rasulullah menjawab dengan merendah diri,Apa urusanku dengan dunia? Perumpamaan diriku dengan dunia itu tidaklain seperti orang yang berkendara di suatu hari di musim panas,lalu ia berteduh di bawah sebuah pohon,kemudian ia pergi dan meninggalkannya. (HR.Tirmidzi)


            Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat. “Nenek lagi nulis apa?”
          Mendengar pertanyaan si cucu,sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya, “Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu,tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai.Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti.”Ujar nenek.mendengar jawaban ini,si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang neneknya pakai.
          “Tapi nenek,sepertinya pensil ini sama saja dengan pensil yang lainnya.” Ujar si cucu.Sang nenek kemudian menjawab,”Itu semua tergantung bagaimana kamu melihatnya.Pensil ini mempunyai 5 keistimewaan yang bisa membuatmu tenang menjalani hidup,dengan syarat kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini.”Si nenek kemudian menjelaskan 5 keistimewaan itu.
          “Pertama,pensil mengingatkan kalau kamu bisa berbuat banyak hal dalam hidup ini,layaknya sebuah pensil ketika menulis,kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini.Dialah Tuhan yang akan selalu membimbing kita.”
          “Keistimewaan kedua,dalam proses menulis,nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek.Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita.Tapi setelah proses meraut selesai,si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali.Begitu juga denganmu,dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan,karena dengan penderitaandan kesusahan inilah jika kita hadapi dengan bijaksana akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik.”
          “Keistimewaan ketiga,pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus,untuk memperbaiki kata-kata yang salah.Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini,bukanlah hal yang jelek.Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar”.
          “Keistimewaan keempat,bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya,melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil.Oleh sebab itu,selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal yang ada di dalam dirimu.Itulah bagian yang terpenting.”
          “Dan keistimewaan yang kelima,Sebuah pensil selalu meninggalkan tanda atau goresan.Seperti juga kamu,kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan.Oleh karena itu selalulah berhati-hati dan sadar terhadap semua tindakan.


            Selama ini kita mengenal sifat munafik adalah seperti yang disabdakan Nabi berikut ini : Dari Abdullah bin Amru RA., Nabi SAW bersabda: “Empat perangai apabila berada pada seseorang akan menjadikannya munafik tulen, dan apabila salah satunya berada pada seseorang,akan menjadikannya mempunyai salah satu sifat orang munafik,sampai meninggalkannya.Yaitu: Apabila diberi amanat ia khianat,apabila berkata ia dusta,apabila berjanji ia ingkar dan apabila bertikai ia curang.” (HR. Bukhari-Muslim)
            Islam melarang kita berlebihan dalam melakukan sesuatu. Termasuk kita tidak boleh berlebih-lebihan menghakimi seseorang sebagai seorang munafik. Menuduh mereka,lalu menyebutnya sebagai ahli Neraka.Seseorang melakukan salah satu perbuatan: dusta,khianant,dan ingkar janji,yang itu dilakukan karena situasi tertentu,bukan menjadi tabiat atau kebiasaan,kata Nabi ia telah “memiliki salah satu sifat orang munafik”. Sedangkan orang yang sering melakukan dusta,khianat dan ingkar janji,maka ia disebut munafik tulen. Keduanya berbeda. Yang pertama sedang mensifati satu “objek”. Yang kedua,”objek” itu sendiri.
            Supaya mudah dipahami,mungkin perbedaannya bisa dicontohkan dengan dua kalimat berikut : Pertama, kalimat:”dia orang jawa”.Kedua, kalimat: “dia berperilaku seperti orang jawa”. Kalimat yang pertama menjelaskan,orang itu Asli orang jawa,perilakunya pasti perilaku orang jawa. Sedangakan yang kedua,orang itu mirip orang jawa.Tapi belum tentu orang jawa.hanya saja,perilakunya sudah seperti orang jawa.kalau dia tidak merubah perilakunya,maka ia akan dianggap orang jawa.Tapi kalau merubah,maka dia tidak akan lagi disebut sebagai orang jawa.
            Selanjutnya dalam hal tujuan bermunafik,para ulama mengatakan,munafik memiliki tingkatan berbeda-beda.Apabila kemunafikan itu dalam I’tikat iman,seperti munafik Madinah yang membenci Nabi,maka dia disebut munafik I’tiqadi (keyakinan). Dan apabila dalam hal lain,dinamakan munafik amaly (perbuatan),baik yang berupa kegiatan mengerjakan atau meninggalkan.Imam Nawawi dalam kitabnya Syarah Sahih Muslim,menggatakan : “Makna (pengertian) yang benar dan yang tepet mengennai hadits ini (hadits yang disebut di atas) adalah sifat-sifat tersebut merupakan sifat orang munafik,pelakunya mirip orang munafik,dan berperangai seperti perangainya mereka.karena munafik adalah menampakkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang disembunyikan.
            Pengertian ini  ada pada orang yang memiliki sifat-sifat tersebut.dalam hal ini kemunafikannya hanya kepada oaring yang berbicara dengannya,yang diberi janji,yang mempercayainya,dan yang bertikai dengannya,bukan munafik yang berarti menampakkan keislaman secara lahir, dan dalam batin menyembunyikan kekafiran.”
            Demikian ulama memberikan penjelasan tentang sifat munafik.Agar kita tidak jatuh pada sifat berlebihan dalam menghukumi sesuatu. Khuususnya dalam menilai orang lain. Adapun untuk menilai diri sendiri,justru sebaiknya kita mengambil langkah berhati-hati. Sebagaimana yang dilakukan oleh Umar RA. Bagaimana sahabat nabi ini setiap saat berada dalam kekhawatiran terjerumus dalam kemunafikan.Beliau yang Alim,Huzaifah bin al-Yaman: “Huzaih,beritahu aku,mungkin padaku ada sifat-sifat munafik yang aku tidak sadar”.
            Siapakah Umar?siapa kita?, kalau Umar senantiasa khawatir perilakunya membuat beliau tercacat sebagai munafik,layakkah kita merasa bebas dari penyakit ini?


            Suatu ketika,ada seseorang yang mempunyai sebuah bibit mawar. Ia ingin sekali menanam mawar di kebun belakang rumahnya.Pupuk dan sekop kecil telah disiapkan.Dipilihnya pot terbaik,dan diletakkan pot itu di sudut yang cukup mendapat sinar matahari. Ia berharap,bibit ini dapat tumbuh dengan sempurna.
Disiraminya bibit mawar itu setiap hari.Dengan tekun,dirawatnya pohon itu.Beberapa waktu kemudian,mulailah tumbuh kuncup bunga itu. Kelopaknya merekah,walau warnanya belum terlihat sempurna.Orang ini pun senang,karena kerja kerasnya mulai membuahkan hasil.Diselidikinya bunga itu dengan hati-hati.Ia tampak heran,sebab tumbuh pula duri-duri kecil yang menutupi tangkai-tangkainya. Ia kesal mengapa duri-duri tajam itu muncul bersamaan dengan merekahnya bunga yang indah. Tentu,duri-duri itu akan mengganggu keindahan mawar-mawar miliknya.
Ia pun bergumam dalam hati,”Mengapa dari bunga seindah ini,tumbuh banyak sekali duri? Tentu hal ini akan menyulitkanku untuk merawatnya nanti. Setiap kali kurapikan,selalu saja tanganku terluka.Ah,pekerjaan ini hanya membuatku sakit.aku tak akan membiarkan tanganku berdarah karenanya.”
Lama kelamaan,pemuda ini tampak enggan memerhatikan mawar miliknya.Mawar itu tak pernah disirami lagi.kelopaknya yang dahulu mulai merekah,kini tampak merona sayu.Akhirnya,sebelum berkembang sempurna,bunga itu pun meranggas dan layu.
Jiwa manusia ternyata  juga seperti kisah tadi.Di dalam setiap jiwa,selalu ada ‘Mawar’ yang tertanam.namun layaknya bunga mawar,sesungguhnya di dalam jiwa kita,juga ada duri yang akan tumbuh.namun saying,banyak dari kita yang hanya melihat “duri” itu. Yaitu hanya melihat sisi buruk dari diri kita yang akan tumbuh sehingga kita kerap kecewa dengan diri kita dan tak mau menerimanya.Kita hanya berfikir hal-hal yang akan tumbuh dan melukai kita dan menolak menyirami hal-hal baik yang sebenarnya telah ada.dan akhirnya,kita kecewa karena tak pernah memahami potensi yang kita miliki.
Jika saja kita bisa lebih menyibukkan diri dengan merawat “mawar-mawar” indah dalam jiwa,tentu kita akan dapat mengabaikan duri-duri yang muncul.kita,akan berpacu untuk membuatnya terus merekah dan menghasilkan bunga-bunga kebahagiaan.


Mari,kita temukan “Mawar-mawar” itu.Mungkin kita akan juga berjumpa dengan onak dan duri,tapi janganlah itu membuat kita berputus asa.Mungkin,tangan-tangan kita akan tergores dan terluka,tapi janganlah itu membuat kita larut dalam nestapa.Biarkan mawar-mawar it uterus merekah agar kita dapat menuai bibit-bibit kebahagiaan dan menumbuh kembangkan di dalam taman-taman hati kita.

        Tumbuhan merupakan satu-satunya makhluk hidup yang mampu menghasilkan bahan makanan sendiri. Daun yang ada pada tumbuhan merupakan tempat pengolahan yang di dalamnya diproduksi berbagai makanan yang diproses melalui bantuan sinar matahari yang merupakan  unsur  penting dalam pembuatan bahan makanan tersebut.

        Selanjutnya proses pembuatan bahan makanan dilakukan berdasarkan perpaduan berbagai unsure yang diperlukan.Unsur-unsur itu adalah karbon dioksida yang dihisap dari udara melalui pori-pori yang menutupi seluruh permukaan daun,sinar matahari yang diterima melalui daunnya,air yang diserap melalui akarnya serta kandungan zat pokok bagi terciptanya reaksi kimiawi dari percampuran unsure-unsur di atas.Di mana jika zat pokok ini tidak terdapat,maka reaksi tidak tercipta,meskipun semua unsure yang lainnya telah terpenuhi.
        Yang dimaksut dengan zat pokok itu adalah  klorofil (yahdhuur),atau zat warna hijau yang terdapat pada daun tumbuhan-tumbuhan.Klorofil atau pigmen hijau memang tak hanya berfungsi sebagai zat pewarna hijau pada daun saja.Ia memiliki peranan yang penting dalam proses pembuatan bahan makanan yang disebut dengan proses fotosintesis.
        Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya,fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi.
        Jauh sebelum para ahli tumbuh-tumbuhan menemukan zat bernama klorofil, 1.400 tahun yang lalu kitab suci Al-Qur’an telah menyebut pentingnya zat warna hijau.
Simak Surah Al-An’am [6]: ayat 99: “Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit,lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan,maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau,Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai dan kebun-kebun anggur…”
        Secara singkat,fungsi dari klorofil ini adalah sebagai sumber pokok bagi electron yang banyak mengandung energi yang dihasilkan melalui ionisasi lkorofil.Elektron ini dibutuhkan dalam proses pembuatan berbagai bahan makanan di dalam sel.
        Dalam QS. Yasin ayat 80 Allah berfirman:
“Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau,maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu”
        Ungkapan Al-Qur’an yang mengaitkan zat warna hijau yang dimiliki pepohonan menunjukkan peranan penting zat tersebut bagi kehidupan berbagai tumbuh-tumbuhan.

                Suatu saat saya membaca sebuah majalah pernikahan.Salah satu rubiknya membahas curhat seorang suami.Ceritanya seperti ini:

                Sepasang suami istri baru saja melaksanakan ijab qabul pernikahan dan menggelar walimah.Namun disaat-saat yang seharusnya paling membahagiakan itu,terjadi masalah yang cukup memperkeruh keadaan.Pasalnya saat bersanding di pelaminan,sang pengantin putri keceplosan menceritakan mantan-mantannya satu per satu.Sontak sang suami merasa kecewa dengan penuturan istrinya tersebut.Bisa kali sang istri cuma curhat tentang sederet kegagalan hubungannya di masa lalu,atau bisa jadi si istri ingin terlihat popular dengan menceritakan beberapa pria yang sempat menjalin hubungan dengannya.baru hari pertama menikah,suami sudah jengah dengan sikap istrinya.Hal ini cukup menghilangkan simpati sang suami.Hingga akhirnya malam pertama mereka pun berlangsung hambar karena sang suami merasa tidak tertarik pada istrinya.Sangat disayangkan.
                Ya,sangat disayangkan…
                Betapa sesungguhnya sangat penting menjaga perasaan pasangan kita.terkadang kita tidak menyadari bahwa kat-kata dan sikap yang kita telah melukai hati pasangan.Dan keadaan akan semakin runyam manakala kita tidak meminta maaf,serta pasangan juga enggan untuk mengkomunikasikan.
                Mengapa beberapa dari kita sampai melakukan kesalahan berulang-ulang yang parahnya,kita tidak pernah menyadarinya?
Jawabannya hanya satu,karena kita kurang memahami pasangan.Dan memang memahami belahan jiwa itu bukan pekerjaan sebulan dua bulan,melainkan pekerjaan seumur hidup.

Memahami pasangan lebih dalam
                Setiap manusia lahir dengan keunikannya masing-masing.Dan setiap manusia juga memiliki kerumitan yang khas.Begitupun dengan kita dan pasangan.Bisa jadi kita memiliki pasangan yang karakternya bertolak belakang dengan kita.Saya sendiri yakin tidak akan ada di dunia ini sepasang suami istri yang begitu ‘mirip’ dalam segala hal.Pasti ada keunikan yang akan memberikan warna,perbedaan yang memang ada untuk saling melengkapi.
                Jika kita ingin menjaga perasaan pasangan,tentu kita akan berusaha dahulu.Mencari tahu apa saja yang disukai dan tidak disukainya.Tentunya butuh kesabaran yang luar biasa untuk bisa melakukannya.Lakukanlah demi cinta dan menghapar ridha-Nya.
                Apa yang disampaikan Izzatul Jannah dalam buku Psiko Harmoni Rumah Tangga ini sangat menarik.Mari kita simak:
                Saya seorang ekstrovert yang sangat romantis,mencintai seni,tak pernah setengah-setengah menjalani hidup,sedikit egosentris,self assertiveness, dan self interest tinggi.Dipertemukan dengan seorang laki-laki yang introvert,matematis,sangat kaku,pemalu,low profile,group value tinggi.Kata seorang psikolog,suami saya memiliki potensi mematikan kreativitas saya (tetapi setelah 12 tahun hidup denagnnya,hipotesisnya tidak terbukti).Satu hal saja yang menyatukan kami : aktivitas.
                Ya, kami sama-sama organisator dan inisiator di lembaga dakwah kampus.Itu saja!Lainnya berbeda secara diametral. Saya sulit menyesuaikan diri dengan suami saya saat itu,tentu saja.tetapi lihatlah,kami bertahan bukan?
                Saya tidak pernah putus asa meski surat-surat cinta saya padanya,hanya sesekali mendapat balasan. Puisi dan kata-kata cinta saya,tak pernah lapuk dan tua untuknya. Meski ia hanya menanggapi dengan senyum dan tatap malu-malunya,saya tak kenal lelah. Dan tahukah Anda,ia pun tak kalah tangguh,berusaha menyesuaikan diri dengan ritme hidup saya yang cepat,naik turun,penuh konflik internal,dan kadang acak-acakan.
                Dua tahun sekali saya pindah kerja,berpindah minat,berubah mood,kadang mencintai kadang membenci,kadang lembut setengah mati,kadang tajam dan menyebalkan.Mungkin mengasyikkan bagi orang yang setipe dengan saya,tetapi pasti melelahkan bagi orang yang berbeda.Tetapi ia bertahan,hingga sekarang.Ya, Anda benar! Ia mencintai saya,setengah mati.

                Begitulah,mereka begitu berbeda dalam segala hal. Tetapi mereka berjuang untuk saling memahami.Mereka tidak menyerah untuk saling mengenal satu sama lain. Mereka begitu berusaha untuk menyesuaikan diri dengan pasangannya. Subhanallah,sebuah pernikahan barakah yang diniatkan untuk meraih ridha Allah. Dan mereka pun bahagia,subhanallah..

              
            Ungkapkan perasaanmu
                Seringkali kita memendam kekecewaan pada pasanagn tanpa berusaha mengkomunikasikannya. Sedangkan kekecewaan itu bisa saja kita tekan untuk saat ini,namun saat kita kembali merasa dikecewakan maka rasa sakit hati itu bisa semakin membekas dan akan menjadi bom waktu di kemudian hari.
                Meski begitu,bukan berarti kita dibenarkan untuk menyalahkan dan menyudutkan pasangan karena telah mengecewakan kita.  Jadi pilihlah waktu yang tepat untuk menyampaikannya,dan ungkapkan dengan hati-hati.Sampaikanlah kekecewaan kita dan harapan kita agar pasangan mau mengerti dan tidak mengulanginya kembali.
                Namun jika pasangan sedemikian introvertnya hingga tak mau mengungkapkan perasaannya,maka kita harus lebih peka saat pasangan terlihat terluka karena kita.dan berusaha untuk mencari tahu apa yang telah melukai hatinya serta jangan segan meminta maaf.
                Berikut ini ada beberapa tips dari Izzatul Jannah untuk mengkomunikasikan perasaan pada pasangan :
1.      Lihatlah tanda non verbal dari pasangan,bisa berupa : diam tanpa alasan,penolakan secara fisik,perasaan mudah tersinggung yang meningkat,atau pola makan atau minum yang berubah. Tanyakan kepada pasangan dengan hati-hati.
2.      Duduklah berdua dengannya di tempat yang pribadi,saling berhadapan dan jika memungkinkan saling memegang tangan atau menyentuh untuk memfasilitasi ekspresi perasaan yang lebih terbuka.
3.      Dengarlah dengan penuh perhatian jika ia mulai berbicara dan jangan menyelanya. Jangan berkata “kamu tidak  boleh berperasaan seperti itu”
4.      Jangan bereaksi berlebihan atau bersimpati dengan jalan menguasai perasaannya.Bergabung dengan perasaannya dengan cara merasa sama terluka atau sama marahnya justru akan memngecilkan hatinya.Berbagilah dengan lebih positif,sebab melakukan yang lebih dari itu akan membantu.
Wallahualam bisshawab.

Copyright 2010 Siungmas blog
Lunax Free Premium Blogger™ template by Introblogger