Anak aktif disini tentu saja bukan anak aktif yang positif, yang suka melakukan banyak kegiatan yang diminta oleh pendidik atau guru. Anak aktif di sini, adalah anak yang cenderung melakukan hal-hal yang negative. Seorang pendidik PAUD mengungkapkan kekesalannya pada seorang anak didiknya yang aktif di FORUM TK dan PAUD . “Saya memiliki seorang anak didik yang bandel. Bila diajak melakukan kegiatan, dia tidak mau mengikutinya, meski teman-teman yang lain mau mengikutinya dengan baik. Kalaupun mau ikut, malah lebih sering mengganggu teman-temannya yang lain. Kalau dicuekin, apalagi dinasihati sedikit saja, dia bisa nangis dengan suara keras.” Bunda ini merasa sedikit jengkel dengan salah satu siswanya itu. Bagaimana mengatasinya?


1. Anak Hiperaktif
Ada kemungkinan dia adalah anak yang hiperaktif. Anak yang hiperaktif, biasanya membutuhkan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada aktivitas fisik. Bila dia menolak suatu kegiatan, biasanya karena dia merasa bosan. Bisa dikarenakan suasana kelas yang membuatnya tidak nyaman atau kegiatan yang itu-itu aja.

2. Kegiatan Outdoor
Kegiatan-kegiatan yang selalu bersifat indoor bisa membuat anak menjadi cepat bosan. Hal ini juga bisa menjadi suatu sebab anak menjadi tidak mau melakukan suatu kegiatan. Sesekali marilah kita ajak anak didik kita untuk melakukan kegiatan di luar ruangan. Kegiatan-kegiatan tersebut bisa berupa permainan, melakukan penelitian / percobaan sederhana, olah raga dan lain-lain.

3. Atur Posisi Tempat Duduk
Pengaturan posisi tempat duduk juga sangat penting untuk mengatasi anak-anak yang aktif. Jangan sampai guru memberikan tempat duduk anak yang aktif, berdekatan dengan anak yang aktif pula atau anak yang mudah terpengaruh. Hal ini sangat membutuhkan pemahaman guru kepada karakter anak-anak didiknya. Posisikan tempat duduk anak yang aktif, diantara tempat duduk anak yang baik dan cenderung lebih dewasa, bukan anak yang mudah dipengaruhi atau anak yang penakut. Jangan sampai anak-anak yang mudah dipengaruhi menjadi terkena imbas teladan buruk dari anak yang aktif, atau anak yang penakut menjadi trauma gara-gara pernah menerima perlakukan buruk anak yang aktif.

4. Pengawasam Khusus
Anak yang aktif, biasanya adalah anak-anak yang caper (cari perhatian). Apa pun yang dia lakukan adalah untuk mencari perhatian dari teman-temannya dan dari guru. Dalam hal ini, maka harus ada seorang guru yang dekat padanya. Maka dibutuhkan suatu pendekatan yang intens kepada anak didik yang seperti ini, agar guru tersebut bisa memberikan “kebutuhan” anak yang aktif ini. Kedekatan antara guru dan anak didik, juga berguna agar guru bisa memberikan nasihat kepada anak aktif ini dengan cara yang lembut (nggak pake marah).

5. Komunikasikan denga Orang Tua
Komunikasi dengan orang tua adalah hal yang sangat penting untuk menanggulangi anak-anak yang aktif. Anak-anak yang aktif, biasanya memang membutuhkan suatu treatment yang khusus. Akan lebih baik bila dilakukan oleh seorang guru yang benar-benar dekat padanya. Komunikasi antara guru dan orang tua sangat penting agar tidak terjadi kesalahpahaman bila sang guru melakukan sesuatu yang bersifat “tegas”. Misalnya, adalah di saat sang guru mulai memberlakukan suatu konsekuensi yang harus diterima anak, karena perbuatannya yang tidak terpuji. Jangan sampai karena didikan yang sebenarnya dilakukan untuk kebaikan sang anak menjadi suatu batu sandungan, gara-gara orang tua malah berpikiran negative dan mengira bahwa apa yang dilakukan oleh sang guru adalah suatu hal yang tidak baik dan tidak pantas.

6. Mencari Pengebab Utamanya
Mencari penyebab utama juga sangat penting. Anak yang aktif bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Bisa faktor psikis maupun psikologis. Saya pernah menemukan anak yang susah diatur di kelas, karena dia mengalami kelainan pada matanya (harus menggunakan kaca mata). Faktor psikologis, biasanya berhubungan dengan kesiapan anak masuk sekolah, masalah keluarga, dan masih banyak lagi. Bila kita sudah tahu apa penyebabnya, biasanya hal ini akan memudahkan dalam menanganinya. Satu lagi yang perlu saya ingatkan pada poin 6 ini adalah perlu adanya komunikasi yang baik antara guru dan orang tua.

7. Perlunya Program Parenting Di Sekolah
Pengenalan program parenting di sekolah juga sangat penting. Biasanya hal ini akan sangat berguna agar para guru dan orang tua semakin tahu perkembangan kejiwaaan seorang anak, semakin mengenal kebutuhan-kebutuhan anak usia dini, bisa mengatasi masalah-masalah yang sering terjadi di sekolah dengan lebih bijaksana, dan menyatukan pemahaman guru dan orang tua dalam mendidik anak. Biasanya, setelah ada kegiatan parenting (dalam bentuk seminar, atau training) di sekolah yang menghadirkan guru dan orang tua, komunikasi antara guru dan orang tua akan terjalin lebih baik.

8. Perlunya konselor dan pendidikan karakter yang baik
Bila saya amati, beberapa sekolah anak usia dini tidak memiliki seorang konselor. Seorang konselor biasanya adalah seseorang yang memiliki dasar pendidikan psikologi. Keberadaan seorang konselor sangat penting di sebuah sekolah untuk mengatasi masalah yang terjadi di sekolah atau yang berhubungan dengan kepribadian anak. Kewajiban seorang konselor juga tidak lepas dari pendidikan karakter, misalnya dengan mengajarkan sopan santun kepada anak, mengajarkan nilai moral kepada anak, dan masih banyak lagi. Dan yang tak kalah penting, seorang konselor anak usia dini harus tahu mengajar anak-anak didiknya dengan cara yang menyenangkan. Misalnya dengan lagu, dongeng, permaian, dan lain-lain. Sehingga anak tidak hanya sekedar bermain dan mendapatkan ilmu, namun juga mendapatkan pendidikan moral yang baik. Keberadaan seorang konselor, juga bisa menjadi penengah saat ada masalah yang terjadi di sekolah. Konselor bisa menjadi penengah atau penjalin komunikasi antara guru, orang tua, anak didik, dan kepala sekolah.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2010 Siungmas blog
Lunax Free Premium Blogger™ template by Introblogger